Gerakan Literasi Sekolah


Gerakan literasi sekolah, suatu kegiatan budaya menulis dan membaca yang harus diterapkan terhadap semua peserta didik di sekolah.

Pengertian Literasi itu sendiri adalah kemampuan untuk memahami, menganalisa dan membangun karakter seseorang dalam mengembangkan budaya baca dan tulis.

Terkait literasi ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah, hal ini dengan terbitnya Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Untuk menumbuhkembangkan gerakan literasi sekolah, maka hal ini sangat penting diterapkan di sekolah-sekolah, terutama fokus gerakan literasi sekolah untuk memotivasi peserta didik dalam membudayakan baca dan tulis. 

Dengan Menulis, peserta didik diharapkan bisa mengembangkan bakatnya dalam menyalurkan cita-cita mereka dalam bentuk alur cerita baik fiksi maupun non-fiksi, dan selain itu juga bisa menerbitkan karya-karya ilmiah dari berbagai disiplin ilmu yang digali langsung peserta didik.

Dengan Membaca, peserta didik diharapkan mendapatkan ilmu tentang informasi dan referensi atau rujukan-rujukan terkait cerita-cerita atau kisah-kisah para tokoh dalam pengenalan biografi dan perjalanan hidup mereka dari berbagai disiplin bidang IPTEK. Dengan ini tentunya, peserta didik dapat memahami atau mengenali jati dirinya masing-masing, yang kemudian secara teknis peserta didik mampu menerbitkan karya-karya diri sendiri. 

Untuk mendukung gerakan literasi sekolah ini, maka alangkah baiknya di lembaga-lembaga pendidikan terkhusus di sekolah-sekolah harus sudah mulai dikembangkan gerakan literasi sekolah ini, seperti juga di sekolah-sekolah mandiri atau semisal sekolah percontohan maupun sekolah model, disana sudah disediakan sejenis layanan Taman Bacaan atau Perpusatakaan Sekolah, yang didalamnya terdapat koleksi buku-buku menarik untuk peserta didik baik buku cerita maupun karya ilmiah yang tersusun menurut klasifikasinya.
Siapakah yang memprakasai Gerakan Literasi sekolah tersebut?, dalam kontribusinya bisa berasal dari Guru Mapel Bahasa Indonesia, Daerah, Inggris dan Bahasa lainnya. Dan para pustakawanpun diharapkan bisa mentransfer ilmunya untuk kepentingan Gerakan Literasi Sekolah.